-->

Sekali lagi berharap pada si badak


Semifinal UCL 2007 melawan Manchester united di san siro akan selalu jadi pengingat bahwa Milan pernah memiliki pemain sekuat dan seperkasa Gattuso. Banyak kalangan terutama fans Rossoneri pasti banyak yg mengelu-elukan Kaka atau Seedorf yang menjadi pembeda dan penentu kecermelangan merah hitam kala itu, tapi bagi saya sosok yang akan selalu terkenang adalah seorang jagal di lini tengah Milan yang berhasil mematikan lini tengah united yang terkenal sangat menakutkan kala itu, beberapa kali dribble CR7 berhasil dihentikan, tusukan2 Scholes dan Giggs juga mampu diredam dengan sangat dingin. Sosoknya yang berapi-api di lapangan membuat banyak pemain united benar-benar frustasi.
Rhino, sapaan Gattuso memang bukan sosok pahlawan penentu atau pun sosok yang selalu dielu-elukan karena memilki skill mumpuni layaknya Kaka, Seedorf, Pirlo ataupun duo defender Maldini dan Nesta. Hampir tak ada skill istimewa layaknya dribble cepat Kaka, Umpan-umpan menawan layaknya Pirlo ataupun sliding-sliding cantik seperti Maldini. Banyak juga kalangan hanya melihatnya sebagai sosok yang meledak-ledak, berapi-api dan menyukai perseteruan di lapangan, dan entah mengapa ia selalu jadi pilihan utama Carletto, pelatih Milan kala itu. Pilihan itu tentu bukan hal yang serampangan ataupun tanpa alasan. Karena toh dalam setiap laga mesti tak ada yang melihat Rhino sebagai pahlawan kemenangan, namun dia selalu menjadi sosok penting di lini tengah yang merusak permainan lawan.

Dewasa ini, saat manajemen Milan tahun lalu memilihnya menjadi entrenador El Diavolo Rosso, banyak fihak meragukannya bukan hanya karena belum berpengalaman, namun juga banyak yang menilai Gattuso bukan seorang yang cerdas saat menjadi pemain. Betul saja, diawal bahkan sampai saat ini tak ada taktik maupun permainan istimewa yang ditampilkan anak asuhnya, beberapa kali pergantian pemain dalam pertandingan juga banyak dikritisi. Namun, ada hal berbeda pada sisi semangat bertanding dan kedekatannya dengan pemain yang membuat performa individu pemain meningkat dengan signifikan. Adegan saat Higuain mencari Gattuso dan memeluknya seusai mencetak gol ke gawang SPAL memperlihatkan bahwa para pemain begitu menghormati dan mencintainya, Ini adalah modal yang tepat untuk segera menemukan filosofi bermain yang tepat untuk Milan karena para pemain sudah bersedia mati untuknya. Sosoknya yang blak-blakan dan berapi-api berhasil membuat skuadnya bergairah, meski tak jarang terjadi gesekan dengan pemain-pemain yang ia anggap malas. Seperti saat masih menjadi pemain Rhino memang sangat mudah dibenci oleh lawan, namun juga sangat mudah dicintai fans Milan. Selamat berjuang Rhino, sekali lagi kami berharap padamu...

Related Posts

Post a Comment

Subscribe Our Newsletter