-->

Grazie Rhino




Berada di peringkat 5 dan secara otomatis gagal lolos ke Champions league musim depan tentu bukan hasil yang diharapkan oleh seluruh Milanisti di seluruh dunia. Tak sedikit dari para fans Milan ini mencerca sang entrenador yakni Rhino Gattuso sebagai biang utama kegagalan tim. Bukan tanpa sebab memang karena skuad Rossoneri musim ini sebenarnya cukup mumpuni untuk bersaing di 4 besar dan melenggang mulus ke liga benua biru musim depan, datangnya Gonzalo Higuain dan Mattia Caldara begitu melambungkan asa para Milanisti di awal musim.

Mungkin saya adalah sedikit dari Milanisti di seluruh dunia yang menganggap Gattuso pelatih hebat meski belum terlihat secara hasil dan capaian. Yah, Rhino berhasil beberapa mengangkat tim ini dari lubang jarum dan cobaan bertubi-tubi selama satu musim ini. Mengawali musim dengan pergantian kepemilikan yang memakan waktu cukup lama, juga perombakan menejemen yang sedikit banyak mengganggu persiapan tim diawal musim, bisa kita lihat skuad inti Milan di pramusim sangat berbeda dengan skuad inti di pertandingan2 awal musim. pramusim seyogyanya jadi eksperimen utama dan pemantapan tim, tapi itu tak didapat oleh Gattuso dan hebatnya tak sedikitpun dia mengeluh. Manajemen baru memang melakukan hal luar biasa dengan mendatangkan Higuain, caldara dan Bakayoko. Namun kedatangan mereka yang sangat mepet membuat proses adaptasi tersendat diawal musim, Higuain cukup rajin mencetak gol di awal, namun itu lebih karena usaha individu bukan kesatuan permainan tim, Caldara bahkan hanya menjadi starter 1x karena berurusan dgn cedera sepanjang musim, Bakayoko juga kesulitan diawal musim meski belakangan sangat moncer di lini tengah Milan. Yah, putaran pertama yg buruk adalah salahsatu sebab kegagalan Milan meraup tiket liga Champions.

Rentetan cedera mulai dari Conti, Caldara, Bonaventura, Biglia di sepanjang musim juga menjadi cobaan berat bagi Gattuso karena merekalah yg digadang-gadang akan menjadi andalan Gattuso di posisinya masing-masing. Tanpa mengeluh diantara pertandingan ke pertandingan lain, Gattuso terus mencari solusi untuk permasalahan ini. Hingga di paruh kedua musim ini kita bisa melihat racikan Gattuso yang cukup ciamik setelah kedatangan paqueta dan piatek yang beradaptasi dgn cepat.

Satu-satunya yang saya sesalkan hanyalah mental tim yang sangat inferior saat bertemu 2 rival utama, yakni inter dan Juventus. yah saya rasa ini lebih ke mental mesti juga ada faktor lain, saya bilang begitu karena Milan bisa menang melawan Napoli dan Atalanta yang merupakan tim dengan permainan ciamik musim ini. Parahnya kekalahan melawan 2 rival utama ini juga menular ke pertandingan-pertandingan setelahnya yang sebenarnya melawan tim yg kualitasnya dibawah. Inilah yang juga harus menjadi perhatian bagi siapapun pengganti Rhino musim depan.

Ekspektasi suporter memang sungguh besar, maklum Milan adalah tim besar yang sudah hampir 1 dekade ini terpuruk. masih berharap akan ada lelaki brewok bertubuh gempal di pinggir lapangan yang terus-menerus meneriaki pemain-pemain tercintanya di musim depan. Juergen Klopp yg sudah berpengalaman saja butuh waktu 4 tahun untuk membangun skuad hebat dan merengkuh trophy dan hanya 1,5 tahun Gattuso dengan segala tuntutan luar biasa. Gattuso memang tak sefilosofis dan sejenius Klopp tapi Rhino punya senjata luar biasa yakni kecintaannya kepada klub yang sangat besar. Terimakasih Rhino, kau telah menaikkan setapak anak tangga untuk tim tercinta ini, maaf bila kami kurang sabar dan ingin segara berlari dengan potensi jatuh yang sangat tinggi karena keseimbangan tubuh yang masih rentan ini.



Related Posts

Post a Comment

Subscribe Our Newsletter