-->

SUNTIKAN KEBAHAGIAAN

  • Gambar ilustrasi dari www.nojavanha.com


“ssstt…ada anak ilmuan gila!” bisikan-bisikan itu sudah tidak asing lagi keluar masuk telingaku. Kadang juga ada yang tidak hanya berbicara pelan, tapi sangat keras “jangan deket-deket! Nanti ketularan!!!”. Whatever, aku tetap menganggap yang dianggap orang-orang gila itu sebagai ibuku, walaupun memang sediki aneh.
Julukan itu lahir, karena pernah suatu hari mama sedang mempromosikan obat yang disebutnya sebagai obat mujarab bagi orang-orang kompleks kampung sebelah perumahan yang kami tinggali, mama memilih tempat kampung itu karena banyak sekali sebagian dari warga kampung setempat mengalami masalah keuangan. Banyak juga sebagian yang stress, atau juga keluar masuk penjara. Mama memperlihatkan kepada beberapa orang, bisa dibilang banyak orang karena sebagian besar warga kampung datang di Balai Desa ingin melihat obat mujarab mama. Setelah mama menjelaskan panjang lebar, akhirnya obat mujarab yang disimpan mama di dalam sebuah kotak hitam mirip tempat make up yang bersusun tingkat dua dikeluakan. Bukan sebuah botol besar berisi sirup atau kapsul yang biasa disebut sebagai obat, melainkan beberapa alat suntik panjang yang sudah terisi jarum kecil dan botol yang berisi cairan encer berwarna merah muda, warna yang sangat manis bagiku.
“Bagi yang berminat untuk menghilangkan beberapa pikiran yang selama ini banyak membebani dalam otak anda sekalian, bisa langsung mencoba satu suntikan dari saya” mama berkata sambil sedikit mengangkat satu alat suntik agar terlihat oleh semua warga yang datang. Seketika itu juga gelak tawa membanjiri Balai Desa. Salah satu dari warga itu maju pada mama yang saat itu berada didepan banyak warga, dan mengatakan apa sebenarnya yang ingin mama lakukan kepada warga, dan seberapa hebat obatnya, serta jaminan apa yang bisa mama berikan kalau obat itu mengandung hal yang berbahaya, karena obat ini adalah hasil dari eksperiment yang mama lakukan sendiri tanpa bantuan peracik obat manapun. Mama mencoba menjelaskan apa saja yang ada dalam kandungan obat kebahagiaan milik mama. Tapi, terlambat! Semua orang yang berkumpul meninggalkan mama di Balai Desa sendirian. Setelah kejadian itu, setiap warga kampung yang bertemu mama pasti akan mencibir atau mentertawakannya. “Obat gila ya???”, “Jangan-jangan narkoba!”, “ Dasar orang aneh!” dan banyak lagi kata-kata yang menghampiri kupingku. Tapi….mama tetap tersenyum dengan kaca mata tebal dan keriput yang menghiasi wajah putih pucatnya pada setiap orang yang mengejek mama.
Tidak pernah sedikitpun aku mempunyai rasa penasaran dengan ruang kerja mama yang terletak tidak jauh dari gudang belakang rumah. Sejak aku mulai masuk SMA, aku sangat tertarik sekali dengan dunia Psikologi. Aku memiliki alasan,
***
Pintu berwarna coklat tua sedikit berdebu sudah ada di hadapanku sekarang. Dalam hatiku, apa salahnya jika aku masuk dan melihat ruang kerja mama selama bertahun-tahun yang tidak pernah sama sekali aku lihat. Segera aku membuka pintu, ruang sebesar 5x6 meter inilah yang menjadi tempat almarhumah mama bekerja setiap hari dengan eksperimen-eksperimen yang sebagian dapat diterima oleh atasannya dan sebagian besar ditolak saat mama mengajukan proposalnya pada presiden direktur atasan mama.
Ada dua meja panjang, 1 meja diatasnya ada tabung-tabung kaca kecil mirip saat aku sedang praktik pelajaran kimia di lab. Sekolah, bentuk yang paling besar dan yang paling kecil. Satu meja lain, tertumpuk buku-buku tebal berdebu dan cover depan buku sudah sangat jelek, bahkan ada yang tanpa sampul. Beberapa kertas berserakan diatas meja dan bawah meja, sangat tidak teratur.
Aku....terduduk lemas di belakang meja buku tempat mama membaca. Ada pemandangan yang sangat menyegarkan mataku, foto kami berdua dan foto ayah. yah…mama memajangnya di atas meja berserakan buku dan kertas itu. Aku tersenyum sedikit. Ada yang terlewatkan, di satu sisi tempat ini, ada meja kecil berwarna putih bersih. Aku buru-buru mendekat dan melihat ada beberapa suntikan bekas terpakai. Sebagian lagi ada alat suntik yang masih terbungkus dengan rapi. Botol-botol berisi cairan warna merah muda mirip saat aku melihatnnya di balai desa waktu itu. Kali ini bukan hanya satu borol saja, ada tiga botol berwarna orange dan satu lagi berwarna hijau muda.

Aku melihat kertas yang ada di samping botol-botol berwarna itu. Aku membukanya…ini tulisan tangan mama, sangat berantakan tapi masih bisa dibaca, mungkin inilah tulisan tangan ilmuan…….

Sayang…
Mama tau, suatu saat Aluna pasti akan sudi melihat ruang kerja mama. Mungkin saat Aluna datang ke sini, mama sudah tiada. Selama ini, mama menghabiskan sebagian hidup mama hanya untuk melihat Aluna bisa tersenyum.
Maafkan mama, telah merampas senyum yang Aluna miliki sejak umur 8 tahun. Mama sayang sekali dengan Aluna. Ingin sekali mama menjadi ibu yang seperti layaknya seorang Ibu. Bisa menemani, menjadi teman curhat, memasakkan bekal, menyiapkan semua keperluan, atau bahkan hanya mengantar ke sekolah pun mama tidak bisa. Maafkan mama Aluna sayang…
Mama hanya tidak tau caranya memperlakukan Aluna, sejak papa meninggalkan mama. Ingin sekali mama menolong Aluna saat ada yang menyakiti…tapi mama sudah gagal menjadi ibu yang baik untuk Alun….
Mama terperangkap dengan ketakutan mama sendiri, tanpa memikirkan anak yang mama miliki ini…
Maafkan mama Aluna….maaf….
Mama hanya bias mempersembahkan eksperiment ini untuk Aluna, agar dapat tersenyum bahagia. 
NB : mama sudah menemukan obat penawarnya berwarna orange.
Mama sayang Aluna

Cairan bening mengalir dari mataku, aku menangis….terisak saat membaca surat dari mama. Sakit sekali…..aku sekarang merasa sangat sendiri di dunia ini…
Aku mengambil satu alat suntik yang masih ada di dalam plastik putih, Tidak lupa aku mengambil cairan warna merah muda yang bertuliskan no.1 dilebel depan botol dengan menyuntikkannya ke dalam botol, aku memberanikan diri bak seorang dokter yang menyuntikkan satu suntikan ke pasiennya. Terasa sedikit nyeri saat aku menusukkan jarum kecil ke dalam kulit tipisku.
Agak lama…..
Aku merasa ada gairah yang meloncak-loncak dalam sel-sel darah lalu menyebar ke seluruh tubuh. Detakkan jantungku semakin cepat….syaraf-syaraf otak semakin terasa menyempit lalu….semua berubah….terasa sangat rileks…rasa dingin menghilang dan rasa hangat menyerbu badanku…sangat menyenangkan…seperti melayang….
Semua masa lalu yang membahagiakan terasa sangat jelas di depan mata, seperti baru saja mendapati kebahagiankku kembali. Sama seperti saat aku masih bayi sampai pada akhir umur 8 tahun. Semua memori seperti melayang-layang di atas kepalaku, sangat indah….
Aku sangat ingin meneruskan penemuan mama dengan mencari eksperimen baru menghilangkan penderitaan yang pernah dialami oleh manusia…. Aku tersenyum dan segera membaca buku-buku yang ada di ruang kerja mama. Aku ingin membagikan ke semua orang agar dapat hidup dengan tersenyum,…

By : Choiriyatul Inayati

Related Posts

6 comments

Siapa saya said…
Bagus ceritanya gan.. Sangat menyentuh hati.
Bagus ulasannya.

jangan lupa kunjungi situs tentang akuntansi dan bisnis

https://akupecintaakuntansi.blogspot.com/
Subscribe Our Newsletter