-->

2-7-2 revolusioner ala Thiago Motta

Foto dari Gettyimages

Saat ditunjuk sebagai pelatih Genoa Minggu lalu, Thiago Motta menjadi buah bibir di kalangan Tifosi Serie-A lantaran banyak yang penasaran dan bertanya-tanya tentang formasi unik yang pernah ia ungkap saat masih menukangi tim muda PSG, mantan pemain Genoa, inter Milan dan PSG ini pernah mengungkap ke khalayak tentang formasi 2-7-2 yang ia kembangkan. Jika berfikir secara normal dengan menghitung jumlah pemain dari belakang ke depan tentu kita akan mengira kalau Motta kembali ke era sepakbola mulai dimainkan dengan formasi 1-9 atau 2-8 yang sporadis. Namun, Motta mengungkap hal yang berbeda. 2-7-2 ala Motta tidak dihitung dari belakang ke depan selayaknya formasi kebanyakan, namun di hitung dari kiri ke kanan. Artinya 2 pemain berada di sisi kiri, 7 pemain mengisi posisi tengah dan 2 pemain di sisi kiri lapangan. Dengan komposisi seperti ini formasi dari depan ke belakang ala Motta bisa sangat fleksibel dari 4-4-2, 4-3-3, 4-2-3-1  ataupun 4-2-4.



Yang menarik dari formasi yang dibangun Motta justru ada pada sistem kerja yang dibangun, Motta mengungkapkan bahwa dalam filosofi sepakbola yang dia anut, penyerang adalah pertahanan pertama dan kiper adalah penyerangan utama. dalam 2-7-2 ala Motta kiper masuk dalam 7 pemain yang berada di posisi tengah karena kiper adalah bagian dari penyerangan tim yang memulai dari bawah. Lanjut Motta sistem yang ia bangun diharapkan memberi banyak opsi bagi pemain untuk mengumpan atau bahkan membuat peluang dan mencetak gol. Sistem ini tentu mengharuskan para pemain bermain rapat di tengah dan selalu menempatkan 1 pemain di sektor kiri dan kanan penyerangan sebagai opsi.

Sistem Motta telah teruji malam tadi, dimana Genoa mampu mengalahkan Brescia 3-1 dengan cara yang sangat antik, dimana 3 gol dicetak olah 3 pemain pengganti di babak kedua. Kouame dan Pandev masuk sebagai pengganti dengan membuka banyak opsi serangan seperti yang diharapkan Motta, sebuah kejelian yang dibalut analisa tepat dalam membaca pertandingan dari seorang Thiago Motta. Patut kita tunggu bagaimana kiprah Motta ke depan, seorang pelatih muda yang belum genap berumur 40 tahun dengan sistem pemikiran sangat segar di kawah candradimuka Serie-A yang berisi banyak pelatih senior yang sangat taktikal.

Related Posts

1 comment

miao sai said…

ayo daftarkan diri anda di 4g3n365*c0m :D
WA : +85587781483
Subscribe Our Newsletter