-->

Lingkungan Belajar Mempengaruhi Minat dan Prestasi Belajar Pada Anak

Oleh : Choiriyatul Inayati

Latar Belakang

Jika dalam ruang lingkup sekolah atau dalam lingkungan sekolah, tidak ada suatu fasilitas yang menunjang untuk anak didik menjadi seorang yang lebih kreatif atau lebih bisa memproduksi sesuatu dari potensi yang ada dalam diri, maka tidak akan ada anak didik yang memiliki sebuah prestasi, karena tidak ditunjang dengan lingkungan yang ada di dalam sekolah.
Tidak hanya lingkungan yang mempengaruhi minat dan prestasi anak, dalam lingkup keluarga juga dapat memberikan support besar pada anak untuk belajar lebih giat. Dukungan moril yang diberikan kepada anak akan sangat berpengaruh besar kepada keberhasilan anak.
Begitu pula peran guru yang mendidik anak, dengan keuletan dan kesabara, bahkan atau dengan metode pembelajaran yang tidak membosankan, menyenangkan akan membuat anak lebih memperhatikan pembelajaran yang disampaikan. Ketrampilan guru dalam menciptakan suasana kelas yang menarik juga sangat dibutuhkan agar memunculam minat anak untuk belajar.
Kalau disebutkan satu persatu apa saja factor yang mempengaruhi belajar, akan sangat panjang jika tidak diberi batasan dalam hal ini. Ada pengaruh dalam hal intrinstik dan ekstrinstik. Lingkungan  masuk pada pengaruh ekstrinstik dalam belajar. Faktor yang mempengaruhi belajar, adalah factor endogen atau internal (semua factor yang ada dalam diri individu), factor eksogen atau eksternal (semua factor yang berada di luar diri individu) misalnya orang tua dan guru, atau kondisi lingkungan di sekitar individu.

Problematika

Adapun lingkungan yang dimaksud dalam hal ini adalah lingkungan belajar yang berada disekitar siswa yaitu rumah (keluarga) dan sekolah. Keadaan keluarga yang kurang harmonis, orang tua kurang perhatian terhadap prestasi belajar siswa dan keadaan ekonomi yang lemah atau berlebihan bisa menyebabkan turunnya prestasi belajar anak. Cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah dan keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, dan latar belakang kebudayaan jelas akan memberikan pengaruh terhadap belajar siswa

Aspek lingkungan sekolah meliputi:

(1) Relasi guru dan siswa, Guru yang kurang berinteraksi dengan siswa secara akrab, menyebabkan proses belajar mengajar kurang lancar. Juga siswa merasa jauh dari guru, maka segan berpartisipasi secara aktif dalam belajar. Dalam hal ini diperlukan ketrampilan guru. Kebanyakan guru-guru memberikan suatu pelajaran begitu saja, tanpa memperhatikan sejauh mana anak dapat memahami atau mengerti tentang apa yang disampaikan oleh guru. Seorang guru, hendaknya juga diberikan pengajaran khusus tentang cara memberikan suatu materi pada anak didik agar menimbulkan rasa keingintahuan yang besar, bukan malah rasa jenuh karena pengajaran guru yang monoton. Model pembelajaran juga sangat berpengaruh pada pemahaman anak terhadap suatu materi yang diberikan.
(2) Relasi siswa dengan siswa, Bila di dalam kelas ada grup yang saling bersaing secara tidak sehat, maka jiwa kelas tidak terbina bahkan hubungan kebersamaan siswa tidak tampak. Banyak anak jaman sekarang memiliki teman atau “gank” yang tidak positif. Ini juga menjadi sorotan dalam dunia pendidikan, bahwa ada anak yang bisa melakukan kekerasan pada anak lain di dalam lingkungan sekolah sendiri tanpa diketahui oleh guru. Dalam lingkungan sekolah, hendaknya sangat diberikan pengawasan atau larangan membawa atau melakukan kekerasan pada orang lain.
(3) Sarana belajar, Sarana belajar yang cukup memadai membuat siswa lebih bersemangat dalam belajar, memang dalam kenyataannyaa tidak semua sekolah memiliki fasilitas lengkap dalam menunjang kekreatifan siswa. Namun, dengan semangat yang diberikan oleh keluarga di rumah dan dengan guru ketika di sekolah akan memunculkan kreatifitas meskipun sarana dan prasarana di sekolah kurang. Tapi anak bisa mensiasati kekurangan fasilitas di sekolah dengan kreatifitas yag dimiliki. Karena tidak semua orang hidup pada garis menengah ke atas. Di sekolah yang mempunyai fasilitas lengkap biasanya juga diimbangi dengan SPP yang tidak murah. Semua tergantung pada siswa yang bisa memanfaatkan fasilitas di sekolah yang sudah disediakan. Percuma saja kalau fasilitas sekolah lengkap tapi tidak bisa di manfaatkan dengan baik oleh para siswanya.
(4) Disiplin sekolah, Peraturan sekolah yang tegas dan tertib akan membantu kedisiplinan siswa dalam menjalankan kegiatan belajar. Faktor lain yang turut mempengaruhi prestasi belajar adalah motivasi atau minat belajar. Motivasi atau minat dapat diartikan sebagai daya penggerak dari dalam dan di dalam subjek untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu dalam mencapai tujuan. Sekolah yang tanpa aturan akan menciptaan anak yang tanpa disiplin, dan membuat anak tidak bisa belajar mematuhi peraturan yang ada di suatu lingkungan. Jika tidak ada aturan untuk datang sebelum pelajaran atau bel berbunyi, maka akan terjadi ketimpangan waktu dalam sekolah. Setiap sekolah memiliki aturan yang berbeda0beda namun meiliki inti dan tujuan yang sama, yaitu mendidik anak untuk tau mana yang seharusnya dilakukan, dan di taati dan mana yang harusnya tidak boleh dilakukan. Sekolah adalah rumah kedua bagi anak. Karena segala informasi di dapat dari sekoalh. Entah itu teman sebaya atau guru, bahkan di lingkungan luar sekolah.

Teori

Prestasi belajar merupakan hasil yang diperoleh siswa setelah melalui beberapa proses belajar untuk mengetahui sesuatu yang belum diketahuinya, dan hanya dengan belajar maka ia akan dapat mengetahui, mengerti, dan memahami sesuatu dengan baik. Prestasi belajar adalah hasil yang diberikan oleh guru kepada siswa dalam jangka waktu tertentu sebagai hasil perbuatan belajar (Wuryani, 2002: 408).  Prestasi belajar sebagai lambang pemuas hasrat ingin tahu.  Hal ini didasarkan atas asumsi bahwa para ahli psikologi biasanya menyebutkan hal ini sebagai tendensi keingintahuan dan merupakan kebutuhan umum pada manusia, termasuk kebutuhan anak di dalam suatu program pendidikan (Maslow, 1994: 59—62).
Tingkat prestasi siswa secara umum dapat dilihat pencapian (penguasaan) siswa terhadap materi pembelajaran.  Apabila bahan pelajaran yang diajarkan kurang dari 65% yang dikuasai oleh siswa peserta didik maka persentase keberhasilan siswa pada mata pelajaran tersebut tergolong rendah (Djamarah, 2000: 18).  Sebagaimana dipahami bersama, banyak faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar berupa; kecerdasan, minat (motivasi), konsentrasi, kesehatan jasmani, ambisi dan tekad, lingkungan, cara belajar, perlengkapan, sifat-sifat negative (Thabrany, 1994: 21—41).
Lingkungan sekolah yang aman dan tertib, optimisme dan harapan yang tinggi dari warga sekolah, kesehatan sekolah, dan kegiatan-kegiatan yang berpusat pada siswa merupakan iklim sekolah yang dapat menumbuhkan semangat belajar siswa. prestasi belajar dipengaruhi oleh banyak faktor sebagai berikut: (1) Faktor dari luar dan instrumental, lingkungan terdiri dari alam dan sosial.  Instrumental terdiri dari kurikulum, program, sarana, fasilitas dan guru (tenaga pengajar) (2) Faktor dalam terdiri dari fisiologi dan psikologi, fisiologi terdiri dari kondisi fisik secara umum dan kondisi panca indera.  Psikologi terdiri dari kecerdasan siswa, minat, minat (motivasi) serta kemampuan kognitif (Suryabrata, 1998: 167).
Lingkungan belajar di sekolah merupakan situasi yang turut serta mempengaruhi kegiatan belajar individu.  Hamalik, (2001: 195) menyatakan bahwa lingkungan adalah sesuatu yang ada di alam sekitar yang memiliki makna atau pengaruh tertentu kepada individu. Kondisi lingkungan belajar yang kondusif baik lingkungan rumah maupun lingkungan sekolah akan menciptakan ketenangan dan kenyamanan siswa dalam belajar, sehingga siswa akan lebih mudah untuk menguasai materi belajar secara maksimal.
Slameto, (2003: 72) menyatakan lingkungan yang baik perlu diusahakan agar dapat memberi pengaruh yang positif terhadap anak atau siswa sehingga dapat belajar dengan sebaik-baiknya. Lingkungan pendidikan dibedakan menjadi tiga bagian yaitu lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat (Ahmadi dan Uhbiyanti, 1992: 66).
Demikian juga dengan lingkungan sekolah, kondisi lingkungan sekolah juga dapat mempengaruhi kondisi belajar antara lain adanya guru yang baik dan jumlah yang cukup memadai sesuai dengan jumlah bidang studi yang ditentukan, peralatan belajar yang cukup lengkap, gedung sekolah yang memenuhi persyaratan bagi berlangsungnya proses belajar yang baik, adanya teman dan keharmonisan diantara semua personil sekolah (Hakim, 2002: 18).
Menurut Donald dalam Sardiman, (2004: 73),Motivasi (minat) adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya “feeling” dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Maksud dari pernyataan tersebut adalah motivasi (minat) akan menyebabkan terjadinya perubahan energi yang ada dalam diri individu, sehingga akan berkaitan dengan persoalan gejala kejiwaan atau psikologi seseorang, perasaan dan juga emosi, untuk kemudian bertindak atau melakukan sesuatu.
Motivasi (minat) belajar mempunyai fungsi untuk (a) Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energi, (b) Menentukan arah perbuatan, yakni ke arah tujuan yang hendak dicapai, dan (c) Menyeleksi perbuatan, yaitu menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut. Donald dalam Soemanto, (1998: 203) memberikan definisi minat (motivasi) sebagai suatu perubahan tenaga di dalam diri/pribadi seseorang yang ditandai oleh dorongan afektif dan reaksi-reaksi dalam usaha-usaha mencapai tujuan.
Dorongan afektif tersebut terlihat nyata dalam tingkah laku manusia. Hamalik, (2001: 158) berpendapat bahwa minat (motivasi) adalah perubahan energi dalam diri (pribadi) seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan.  Tanpa adanya tujuan, orang tidak akan berminat (motivasi) untuk berbuat sesuatu.  Seorang siswa melakukan kegiatan belajar selalu mempunyai tujuan mengapa ia melakukan kegiatan belajar tersebut.
Oleh karena itu, minat (motivasi) merupakan faktor penting dalam kegiatan belajar.  Adanya minat (motivasi) diharapkan dapat memperoleh hasil yang memuaskan dalam setiap kegiatan. Hamalik, (2001: 110) yang menyatakan bahwa belajar tanpa adanya minat (motivasi) kiranya sulit untuk mencapai keberhasilan secara optimal. Hal ini juga didukung oleh pendapat Dalyono, (1997: 57) yang menyatakan bahwa kuat lemahnya minat (motivasi) seseorang turut mempengaruhi keberhasilan.
Oleh karena itu dalam kegiatan belajar, minat (motivasi) dalam belajar perlu diusahakan terutama yang berasal dari dalam diri dengan cara senantiasa memikirkan masa depan yang penuh tantangan dan harus dihadapi untuk mencapai cita-cita senantiasa memasang tekad bulat dan selalu optimis bahwa cita-cita dapat dicapai dengan belajar.
Dalam kegiatan proses pembelajaran, minat/motivasi merupakan aspek yang sangat penting, hal ini dikarenakan (a) motivasi (minat) memberi semangat terhadap seorang peserta didik dalam kegiatan-kegiatan belajarnya, (b) motivasi (minat) perbuatan merupakan pemilih dari tipe kegiatan-kegiatan dimana seseorang berkeinginan untuk melakukannya, dan (c) motivasi (minat) juga memberi petunjuk pada tingkah laku (Rusyan, dkk., 1989: 96—97).
ciri-ciri seseorang yang memiliki minat (motivasi) tinggi yaitu berupa:
(1) Tekun dalam menghadapi tugas (dapat bekerja terus menerus dalam waktu yang lama, tidak pernah berhenti sebelum selesai).
(b) Ulet menghadapi kesulitan ridak (tidak lekas putus asa).
(c) Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah.
(d) Lebih senang bekerja mandiri
(e) Cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin (hal-hal yang berifat mekanis, berulang-ulang begitu saja sehingga kurang kreatif).
(f) Dapat mempertahankan pendapatnya (kalau sudah yankin akan sesuatu)
(g) Tidak mudah melepaskan hal yang diyakini itu, dan
(h) Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal.

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Belajar
Belajar sebagai proses atau aktivitas disyaratkan oleh banyak sekali hal-hal atau factor-faktor. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar itu adalah banyak macamnya.
1. Faktor-faktor stimulus belajar
Yang dimaksud dengan stimulus belajar di sini yaitu segala hal di luar individu yang merangsang individu itu untuk mangadakan reaksi atau perbuatan belajar. Stimulus dalam hal ini mencakup material,penugasan, serta suasana lingkungan eksternal yang  harus diterima atau dipelajari.beberapa hal yang berhubungan dengan factor-faktor stimulus belajar.
a. Panjangnya bahan pelajaran, berhubungan dengan jumlah bahan pelajaran. Semakin panjang bahan pelajaran, semakin panjang pula waktu yang dipelajari oleh individu untuk mempelajari. Bahan pelajaran yang terlalu panjang menyebabkan kesulitan individu dalam belajar. Kesulitan karena panjangnya waktu untuk belajar, melainkan lebih berhubungan dengan factor kelelahan serta kejemuan dalam menghadapi/mengerjakan bahan yang banyak.
b. Kesulitan bahan pelajaran, tingkat kesulitan bahan pelajaran mempengaruhi kecepatan belajar. Makin sulit bahan pelajaran, makin lambat orang mempelajarinya, begitu sebaliknya. Bahan pelajaran yang sulit memerlukan aktivitas belajar intensif, sedangakn bahan belajar yang sederhana mengurangi intensitas belajar.
c. Berartinya bahan pelajaran, adalah bahan yang dikenali. Bahan yang berarti memungkinkan individu untuk belajar, karena dapat mengenalnya. Bahan yang tanpa arti sukar dikenal, akibatnya tidak ada pengertian individu dalam bahan itu.
d. Suasana lingkungan eksternal, menyangkut banyak hal antara lain : cuaca (suhu udara, mendung, hujan, kelembaban); waktu (pagi, siang, sore, malam); kondisi tempat (kebersihan, letak sekolah, pengaturan kelas, ketenangan, kegaduhan); penerangan ( berlampu, bersinar matahari, remang, gelap) dan sebagainya.

2. Factor-faktor metode belajar
Metode mengajar  yang dipakai oleh guru sangat mempengaruhi metode belajar yang dipakai oleh pelajar.
a. Kegiatan berlatih atau praktek,jam pelajaran atau latihan yang terlalu panjang adalah kurang efektif. Semakin pendek distribusi waktu untuk bekerja atau berlatih, semakin efektiflah latihan itu. Kegiatan secara marathon baru dimungkinkan apabila tugas mudah dikenal,material pernah dipelajari.
b. “overlearning” dan “drill”, untuk kegiatan yang bersifat abstrak seperti misalnya menghafal atau mengingat maka overlearning sangat diperlukan. Drill berlaku bagi kegiatan berlatih abstraksi misalnya menghitung.
c. Resistasi selama belajar, lebih cocok untuk diterapkan pada belajar membaca atau belajar hafalan.
d. Penggunaan set dalam belajar
e. Bimbingan dalam belajar
f. Penggunaan modelitet indera, ada tiga impresi yang penting dalam belajar : oral ( membaca atau mengucapkan materi pelajaran dengan nyaring atau mendengarkan bacaan dari orang lain), visual (lebih banyak menggunakan indera penglihatan), kinestetik ( menggunkan funsi motorik.

3. Faktor-faktor individual
Kecuali factor stimulus dan metode belajar, faktor individual sangat besar pengaruhnya terhadap belajar seseorang.
a. Kematangan, dicapai oleh individu dari proses pertumbuhan fisiologisnya. Fungsi fisiologis termasuk system syaraf dan fungsi otak menjadi berkembang, hal ini akan menimbulkan kapasitas mental seseorang. Kapasitas mental seseoang mempengaruhi hal belajar seseorang itu.
b. Faktor usia kronologis, merupakan factor penentu dari pada tingkatan kemampuan belajar individu. Pertambahan dalam hak usia dibarengi dengan proses pertumbbuhan dan perkembangan.
c. Factor perbedaan jenis kelamin, fakta menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang berarti antara pria dan wanita dalam hal inteligensi. Yang dapat membedakan pria dan wanita adalah dalam hal peranan dan perhatiannya terhadap suatu pekerjaan, dan ini pun akibat dari pengaruh cultural.
d. Pengalaman sebelumnya, lingkungan mempengaruhi perkembangan individu. Pengalam yang diperoleh individu ikut mempengaruhi hal belajar yang bersangkutan, terutama pada transfer belajarnya.
e. Kondisi kesehatan jasmani, membutuhkan kesehatan badan agar lancer dalm belajar.
f. Kondisi kesehatan rohani, gangguan atau cacat mental sangat mengganggu hal belajar orang yang bersangkutan
g. Motivasi, berhubungan dengan kebutuhan, motif dan tujuan sangat mempengaruhi belajar.

Simpulan

 Jadi setiap lingkungan yang ada di sekitar sekolah atau pun juga keluarga sangat membantu untuk menjadikan anak memiliki minat pada pendidikan dan akan menciptakan prestasi dalam belajar. Jika anak bisa memanfaatkan fasilitas yang ada di sekolah maka akan menimbulkan kreatifitas atau potensi yang ada. Fasilitas yang menunjang akan mencetak murid yang berprestasi. Namun suatu dukungan yang ada di sekitar anak juga mempengaruhi minat dan prestasi yang ada pada anak.
Berdasarkan pada analisis dan pembahasan yang telah dilakukan oleh Gunawan Sudarmanto, ternyata ada pengaruh lingkungan belajar dan minat belajar terhadap prestasi belajar siswa kelas dua SMK Negeri 1 Bandar Lampung tahun pelajaran 2006/2007. Dapat disimpulkan bahwa lingkungan belajar sekolah dan minat belajar mampu menjelaskan variasi pada prestasi belajar siswa kelas dua SMK Negeri 1 Bandar Lampung sebesar 29,9% selebihnya dijelaskan oleh faktor lain yang tidak dapat dijelaskan dalam model regresi yang diperoleh.
Faktor lingkungan belajar sekolah memiliki sumbangan yang sangat besar terhadap garis regresi yang dihasilkan dibandingkan dengan minat belajar. Dengan demikian faktor lingkungan belajar sekolah memiliki pengaruh yang lebih dominan dibandingkan dengan minat belajar dalam upaya meningkatkan prestasi belajar akuntansi.





DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu dan Nur Uhbiyanti.  1992.   Ilmu Pendidikan.  Rhineka Cipta. Jakarta.
Dalyono, M.  1997.  Psikologi Pendidikan.  Rhineka Cipta.  Jakarta
Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain.  2000. Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi
Edukatif.  Rhineka Cipta.  Jakarta.
Hakim, Thursan. 2002.   Belajar Secara Efektif.   Puspa Suara.  Anggota IKAPI.  Jakarta.
Hamalik, Oemar.  2001.  Proses Belajar Mengajar.  Bumi Aksara.  Jakarta.
Maslow, Abraham. 2004.  Motivasi dan Kepribadian.  Lembaga Manajemen. Jakarta.
Mujiran, Paulus. 2002. Pernik-Pernik Pendidikan. Yogyakarta : Pustaka Pelajar
Rusyan, A. Tabrani dkk.  1989.   Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar.  CV.
Remaja Karya.  Bandung.
Sardiman, A.M. 2004. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. PT Raja Grafindo
Persada. Jakarta.
Slameto.  2003.  Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya.  Rineka Cipta.
Jakarta.
Soemanto, Wasty. 1990. Psikologi Pendidikan. Malang : Rineka Cipta.
Sudarmanto, R. Gunawan. 2006.  Jurnal pendidikan “Pengaruh Lingkungan Belajar dan
Minat Belajar Terhadap Prestasi Belajar Akuntasi SMK Negeri 1 Bandar Lampung”.
Suryadi, Ace. 1994. Analisis Kebijakan Pendidikan Suatu Pengantar. Bandung : PT.
Rosdakarya
Thabrany, Hasbullah. 1994.   Rahasia Sukses Belajar.  Raja Grafindo Persada.  Jakarta.
Wuryani, Sri Estuti.  2002.  Psikologi Pendidikan.  PT Gramedia Widiasarana.  Jakarta.
Www. Google. Com.

Related Posts

1 comment

Yaudah said…

poker online dengan pelayanan CS yang baik dan ramah hanya di AJOQQ :D
ayo di kunjungi agen AJOQQ :D
Subscribe Our Newsletter