-->

Perlunya Kompetisi Sepakbola antar Sekolah Dasar

Wawali cup Pasuruan 2019

Wawali cup Pasuruan 2019
Sampai saat ini baru Milo Indonesia perusahaan nasional yang memiliki perhatian terhadap pembinaan sepakbola usia dini di sekolah-sekolah formal terutama tingkat sekolah dasar, padahal sekolah-sekolah formal ini bisa jadi jalur baru untuk mencari bibit-bibit muda pesepakbola bola selain dari jalur SSB. Yah, Milo Football Competition yang diselengarakan Februari-April tahun ini telah menaikkan gairah sepakbola di sekolah-sekolah di Jawa timur. Sekolah-sekolah yang memiliki ekstra sepakbola  atau sekolah-sekolah yang banyak memiliki bakat pesepakbola terpaksa mengikutkan anak-anak nya di kompetisi antar SSB  atau bahkan beralih ke futsal, akhirnya bisa bertanding sepakbola antar sekolah formal yang lebih seimbang secara kekuatan dan tentu lebih fun. Filanesia dan peluang sekolah dasar


Tentu Milo tak bisa jalan sendiri dan sekolah-sekolah juga tentu tak sabar jika harus menunggu setahun sekali untuk berkompetisi. Dari sinilah SDN Kebonagung, Pasuruan dengan sangat berani mengadakan Soccer Kids Festival "Wawali Cup". Saya katakan sangat berani karena memang tidak mudah mengadakan sebuah turnamen, selain dana sebagai penyokong utama kegiatan, harus ada SDM yang memadai dan tentu juga keikhlasan dari semua panitia. Dan terbukti SDN Kebonagung sudah sangat sukses dalam penyelenggaraannya dan ini bisa jadi percontohan untuk sekolah-sekolah lain untuk berani mengadakan turnamen serupa.

Sebanyak 20 SD/MI dari berbagai kota di Jawa timur ikut ambil bagian, pasuruan, malang, Jember, Surabaya bahkan Banyuwangi ikut ambil bagian. Hal ini menunjukkan ada gairah besar di sekolah-sekolah formal tingkat dasar untuk ikut berkontribusi dalam pembinaan usia dini, sudah seharusnya PSSI dan dinas-dinas terkait seperti KONI, Kemenpora, juga kemendikbud membuka mata dan memberi perhatian akan hal ini. Apakah kompetisi antar sekolah bisa sekompetitif kompetisi antar SSB dan bisa melahirkan pemain-pemain nasional?.
Saat liga santri bergulir pun banyak yang meragukannya, banyak yang beranggapan hanya akan jadi euforia antar pondok pesantren. Hal itu terbantahkan setelah Rafi Mursalim yang merupakan top skore liga santri masuk ke tim nasional U-19. Membuka banyak jalur pembinaan dan kompetisi sebanyak-banyaknya akan membuat PSSI lebih banyak menyebar jaring untuk mencari bibit-bibit pesepakbola nasional. Sekolah yang menjadi tempat beraktivitas terlama anak-anak setiap harinya tentu harus mendapat perhatian karena ditempat itu juga anak-anak lebih banyak membangun chemistry dengan teman-temannya dengan bermain sepakbola. Sepakbola dan anak-anak


Related Posts

Post a Comment

Subscribe Our Newsletter