Identitas Inter, Kualitas Juventus dan Apakah Milan Masih Sekedar Formalitas?

foto by sport.alpenews.al

Minggu lalu saya membaca 2 artikel yang super keren dan menarik di fandom.id. kedua artikel itu ditulis oleh mas budi windekind yang kemampuan menulisnya sudah sangat paripurna tentunya. kedua artikel ini memberi gambaran kekinian tentang keadaan 2 tim terkuat di Italia saat ini. artikel pertama membahas tentang inter milan yang sedang membangun identitasnya bersama allenatore kenamaan mereka Antonio Conte. Kedatangan Conte telah membawa roh baru pada diri Nerrazuri yang beberapa tahun belakangan masih sulit bersaing dengan Juventus pasca lepas dari jerat FFP. Pertandingan melawan Barcelona adalah gambaran nyata betapa potensialnya tim arahan conte ini, sehingga banyak yang memprediksi paling tidak 2 tahun lagi inter akan kembali menjadi salah satu raksasa eropa. Artikel kedua berjudul “kualitas Juventus”, tulisan ini membahas betapa menakutkannya skuad Juventus saat ini. Mauricio Sarri memiliki kedalaman skuad yang sangat mantap dan jauh di atas para pesaingnya, bahkan para penghuni bench juve masih cukup kuat untuk bersaing melawan tim-tim lain di Italia. Pertandingan melawan inter adalah gambaran paripurna tentang bagaimana kedalaman skuad Juventus telah membantu mereka mengunci 3 poin di sansiro dimana nama seperti bentancur dan higuain yang datang dari bench menjadi pembeda yang haq.

Namun, membahas 2 tim di atas tentu kurang afdhol tanpa seteru abadi keduanya yang membentuk segitiga kekuatan terbesar di sepakbola italia, meski sang seteru ini sedang dalam keadaan tidak baik. Yah, AC Milan masih dalam periode sulit-nya. Di saat 2 seteru abadi-nya menunjuk para allenatore kelas wahid macam Sarri dan Conte, Milan malah hanya menunjuk pelatih tim kelas menengah yakni Marco Giampaolo yang akhirnya dipecat minggu lalu dan di gantikan Stefano pioli, sang pelatih spesialis caretaker. Keduanya tentu juga bukan pelatih yang jelek, namun penunjukkan Giampaolo dan kemudian Pioli menampakkan dengan sangat jelas bahwa milan musim ini tidak dalam mode bersaing merebut scudetto yang telah 8 musim berturut-turut mendarat di kota turin. Lalu, apakah benar disaat inter mulai menemukan Identitas-nya kembali dan Juventus semakin memantapkan kualitas-nya, Milan malah hanya sekedar melakukan formalitas saja? Tentu tidak.

Interisti tentu sangat memahami betapa pelik kondisi milan saat ini, lantaran 3 tahun lalu kondisi serupa juga dialami tim kesayangan mereka, yakni inter milan. Pergerakan Milan di bursa transfer menjadi gambaran paripurna betapa sulit kondisi tim sehingga manajemen harus mempertimbangkan matang-matang dalam perekrutan pemain. Hal ini menyebabkan banyak incaran utama-nya lepas. Yang paling urgent untuk saat ini memang adalah pembenahan keuangan dan menyeimbangkan neraca secepatnya dan sekuat mungkin berusaha meraih peluang ke Champions League yang memberi penghasilan besar ke tim. Dalam sebuah tweet-nya mas aditchenko, penulis buku "La Storia" menuliskan  "Milanisti harus faham AC Milan klub besar itu adalah masa lalu, sekarang AC Milan adalah klub yang sedang berjuang mengembalikan kebesarannya. 

Membangun tim dengan skuad muda adalah pilihan realistis untuk saat ini, sembari mengintip peluang mendatangkan pemain berpengalaman yang mampu memberi impact secara langsung pada tim, namun tetap harus berhitung biaya transfer dan juga gaji. Periode saat ini adalah periode penting untuk Milan, jika langkah-langkah yang diambil tepat secepatnya Milan akan bangkit, namun jika langkah-langkah yang diambil salah Milan akan semakin terperosok ke lembah medioker. Jadi ini bukan hanya sebuah formalitas, Milan juga berjuang meski di mode jangka panjang, bukan hanya sebuah gelar dari sebuah musim, yah Milan berjuang untuk sebuah periode kejayaan yang baru. Semoga tak lama lagi 3 tim terbaik Italia sepanjang sejarah akan kembali bertarung ketat memperebutkan Scudetto dan juga kembali merajai benua biru.